Sabtu, 08 Desember 2012

Bahasa Indonesia-Cerpen(Kejutan Untuk Sahabatku)



Pagi yang cerah mengawali hari-hariku, saat sayup-sayup kudengar suara ibu membangunkanku,

“Ayo bangun, sudah pukul enam. Apa kamu tidak berangkat ke sekolah?” tanya ibu.

“Ya bu, sebentar!” jawabku.

            Saat aku bangun tiba-tiba kepalaku pusing, mungkin tadi malam aku tidur terlalu malam.

“Wah, aku pasti terlambat ke sekolah, belum mandi, sarapan, serta menata bukuku.” gumamku.

            Padahal sudah berkali-kali ibuku berpesan sebelum tidur, menata buku agar besok tidak tegesa-gesa dan tidak ada yang tertinggal. Namun, dasar aku yang tidak mau menurut kepada ibuku. Jadi beginilah nasibku, harus kutanggung akibatnya.

            Akhirnya dengan tergesa-gesa aku berangkat sekolah, dan lupa sarapan pagi.

“Bu, aku berangkat ke sekolah ya, Assalamualaikum.” aku berpamitan kepada ibuku.

“Waalaikumsalam, hati-hati.” jawab ibuku.

Dengan perasaan jengkel dan marah melepas kepergianku. Ibu hanya bisa menghela nafas panjang atas kelakuanku, yang dibangunkan berkali-kali tetapi masih tetap saja tidur.

Akhirnya aku sampai di sekolah. Bel baru saja berbunyi, untungnya tadi aku naik lyn yang super cepat, sehingga aku tidak terlambat terlalu lama. Dengan hati deg-degan aku mengetuk pintu.

“Assalamualaikum bu, maaf saya terlambat.”

“Wah, mimpi apa kamu sampai datang terlambat, biasanya kan kamu datang paling awal.” Tegur guruku.
“Maaf bu, tadi saya bangun kesiangan. Karena banyak tugas yang harus saya kerjakan sampai larut malam.” jawabku.

“Ya sudah, cepat duduk dan jangan ulangi lagi!” kata guruku.

            Lega rasanya hatiku, Karena nasib baik masih berpihak kepadaku. Aku duduk di samping temanku, namanya Irham.

“Al, kamu sakit ya, kok pucat sekali.” sapa Irham.

“Aku tidak apa-apa kok hanya sedikit pusing.” jawabku.

            Perjalanan pertama aku jalani tanpa hambatan sedikitpun, karena guruku yang sabar dan baik hati memberi penjelasan yang mudah dimengerti anak-anaknya. Lalu ketua kelas memberi pengumuman.

“Pengumuman, semuanya berpakaian olahraga, karena Bu Anis tidak bisa masuk kelas, jadi pelajaran Agama Islam diganti dengan pelajaran penjasorkes.”

“Hore...” teriak anak-anak.

            Setelah berganti pakaian, aku dan murid-murid yang lainnya langsung menuju ke lapangan untuk melaksanakan untuk melaksanakan kegiatan penjasorkes. Setelah sampai di lapangan, pak guru  meberikan pelajaran kepada anak-anak.

“Ayo anak-anak, kita melakukan pemanasan terlebih dahulu untuk melemaskan otot-otot kita.” kata beliau.

Matahari mulai panas saat olahraga dimulai, tiba-tiba kepalaku mulai pusing, tetapi kupaksa untuk tetap mengikuti kegiatan olahraga. lalu pak guru berkata.

“Anak-anak setelah pemanasan kita lari keliling lapangan sebanyak dua kali”

“Aduh! mati aku, mana aku tadi tidak sempat sarapan.” gumamku.

            Setelah berlari satu kali putaran tiba-tiba kepalaku semakin pusing, mataku berkunang-kunang, lalu dunia terasa gelap, aku tak ingat apa-apa lagi. Setelah sadar aku bertanya kepada temanku yang berada di UKS,

“Dimana aku.” tanyaku.

“Kamu sekarang berada di UKS.” jawab temanku.

            Kulihat disekelilingku, teman temanku yang baik mengelilingiku dan menatapku dengan perasaan cemas.

“Hai, teman sakit apa kau?” tanya temanku.

“Tidak apa-apa kawan, aku Cuma lemas, tadi tidak sempat sarapan.” jawabku.

            Lalu pak guru masuk ruangan, dan bertanya kepada penjaga UKS.

“Bu sakit apa Alif?” tanya beliau.

“Itu lho pak, kecapekan, kepanasan dan tidak sarapan.” Jawab Bu Ila.

“Al, jangan ulangi lagi ya kalau kamu masih sayang sama badanmu!” kata pak guru.

“Ya pak.” jawabku.

            Pak guru meninggalkan ruangan sambil berkata kepada bu guru,

“Titip anakku ya bu.” pesan beliau.

“Ya pak.” jawab Bu Ila.

            Setelah pak guru keluar dari ruangan UKS, Bu Ila membawakan sepiring nasi dan lauk ikan kepadaku dan juga berkata,

“Al, makan dulu. Ini ada nasi biar badanmu agak kuat dan cepat bisa mengikuti pelajaran berikutnya.” kata Bu Ila.

“Terimakasih bu, semoga Allah membalas kebaikan ibu.” ucapku.

            Setelah badanku agak baikkan dan kepalaku tidak pusing lagi aku meminta izin ke Bu Ila untuk kembali ke kelas.

“Bu, saya minta izin ke kelas”

“Ya, hati-hati, tapi apa kamu sudah kuat?” Tanya Bu Ila.

“Sudah bu.” jawabku.

            Sesampainya di kelas, teman-temanku menyambutku,

“Al, kamu sudah baikkan, sudah duduk saja biar aku saja yang maju kedepan untuk presentasi.” kata Irham teman sebangkuku.

            Aku sangat bersyukur mempunyai teman yang mengerti aku walaupun terkadang tingkah lakunya membuatku jengkel, tetapi aku harus memahaminya bahwa setiap orang pasti tidak mempunyai kekurangan. Bukankah tidak ada manusia yang sempurna. Hanya Allah yang maha sempurna.

            Setelah pelajaran usai. Bel berbunyi, saat istiraha telah tiba, aku mengajak Irham pergi keluar kelas.
“Ir, ayo ikut aku.” ajakku.

“Kemana?” tanya Irham.

“Sudah ikut saja, ayo!” kataku sambil menyeret tangannya.

            Sesampainya di kantin, aku berkata,

“Ini kejutan untukmu, sudah kupesan mie spesial kesukaanmu. Selamat ulang tahun ya, semoga panjang umur dan banyak rezeki.” ucapku.

“Terimakasih Al, semoga kamu juga demikian. Kukira kamu lupa kalau sekarang aku ulang tahun. Terimakasih ya Al, kamu memang sahabat terbaikku.” balas Irham.

“Iya, sama-sama. Yuk kita makan selagi masih panas!” kataku sambil mengambil saos dan sambal.

             Sungguh senang hatiku bisa menyenangkan hati orang lain. Tanpa berharap dia akan memberi 
kejutan dihari Ulang tahunku kelak. Sungguh, aku ikhlas melakukannya.

            Pelajaran demi pelajaran aku jalani seperti biasa sampai waktunya pulang, bel berbunyi tanpa berakhirnya proses belajar hari ini. Aku bergegas pulang mencari mobil jemputanku yang selalu setia dan mengantarku ke sekolah setiap hari. Itulah angkot, teman setiaku.

            Sesampainya di rumah, ibu menyabutku,

“Bagaimana kamu tadi, terlambat ya?” tanya ibu.

“Ya bu, sedikit. Untung gurunya lagi baik hati.” jawabku.

“Itu pelajaran buatmu, lain kali kalau dibangunkan cepat bangun, lalu sholat, mandi dan makan, jangan selalu berkata Ya bu , tetapi masih tidur.” Nasihat ibuku.

“Ya bu, besok tidak kuulangi lagi. Aku sudah kapok bu. parahnya, tadi aku pingsan saat olahraga bu.” ujarku.

“Lha! pasti karena kamu tadi tidak sempat sarapan ya? dan lupa membawa bekal yang sudah ibu siapkan.” sela ibuku menebak jitu.

“ya bu, ibu benar sekali, aku memang tidak menuruti kata ibu, akhirnya aku sendiri yang menanggung akibat ulahku sendiri. Aku janji deh, akan selalu menurut apa kata ibu, janji!” sambil ku angkat jari kananku.

            Ibu tersenyum melihat tingkahku dan merasa senang karena aku mau mengakui kesalahanku. Aku berjanji dalam hatiku, aku tidak akan lagi membuat kesal hati ibuku dan ingin rasanya aku selalu menyenangkan hati ibuku. Karena seorang ibu tidak akan menuntut anaknya terlalu banyak, cukup dengan menuruti nasihatnya saja beliau sudah senang.

SELESAI

Tidak ada komentar:

:) :( ;) :D ;;-) :-/ :x :P :-* =(( :-O X( :7 B-) :-S #:-S 7:) :(( :)) :| /:) =)) O:-) :-B =; :-c :)] ~X( :-h :-t 8-7 I-) 8-| L-) :-a :-$ [-( :O) 8-} 2:-P (:| =P~ :-? #-o =D7 :-SS @-) :^o :-w 7:P 2):) X_X :!! \m/ :-q :-bd ^#(^ :ar!

Tempel Komentar